Alhamdulillah. Respon para pecinta kuliner benar2 positif dengan Varian baru dari Teri Bajak Medan. "Kue Bawang Teri" pun naik daun :>
Mulai dari yang nyoba 1 kg, trus sekarang udah pemesanan ke 7 order slalu 5 kg/order (katanya nagih) hehe. Trus beberapa ibu hamil yang ngidam (InsyaAllah, di jamin sehat dan halal) Sampe' host Bukan 4 mata yang kemaren mampir di Medan dan mencicipi langsung produk Teri Bajak.
TERImakasih atas kepercayaannya. Semoga kue bawang teri bisa menjadi cemilan sehat kekuarga Indonesia :D
Ini beberapa foto dan #konjuring (komentar jujur dan miring) dari yang sudah mencoba. Cekidooot!
Helooo teman2 Teri. We have a good NEWS for you. Yup! YOU!
Untuk kamu pencinta Kuliner Medan dan untuk kamu pemburu oleh-oleh unik yang Anti mainstream. Ini dia kabar gembira nya :D. Teri Bajak Medan (TBM) Menghadirkan Varian terbaru dan bisa dipastikan buat ketagihan. "Kue Bawang Teri Bajak".
Jajanan yang satu ini terbuat dari bahan-bahan terbaik. Pasti semua sudah gak asing dengan Kue Bawang. Beda nya?? Yang satu ini Spesial dicampur dengan Teri Medan yang membuat rasa asin dan gurih tercampur sempurna. Masih kurang?? Rasain juga sensasi pedas yang buat mulut gak pengen berhenti. Hihi. Udah ah.. ntar kalo lama2 jadi lebay. Mending langsung cicip sendiri untuk ngebuktiin rasa SUPER nya! Selamat mencicipi :D
For order :
Line : teribajak
BBM : 754233C9
Sms : 08116155866
Masyarakat kota Medan mungkin sudah kenal dengan jenis panganan ini, teri medan. Berawal dari aktifitasnya sebagai salah satu pekerja dibidang broadcasting membuatnya sering bertemu orang. Terutama orang-orang yang datang dari luar kota Medan. Windi Septia Dewi, dara cantik berusia 22 tahun ini justru mengambil kesempatan lewat interaksinya dengan orang banyak. Berbisnis ikan teri. Ikan teri Ia olah menjadi sambal, kalau bagi warga kota Medan akrab dengan sebutan sartika alias sambal teri kacang.
Dengan brand Teri Bajak, Windi pun mulai memopulerkan makanan ini sebagai salah satu oleh-oleh khas dari kota Medan.
Dibantu sang ibu, Windi mengolah makanan ini menjadi menarik. "Mama itu asli Batak, jadi resep dan mengolahnya semua dari mama. Sampai bumbu-bumbu yang dipakai juga. Bahkan kita pakai daun bawang batak untuk rasa sambal teri jadi lebih spesial," jelas Windi saat ditemui di kediamannya yang juga menjadi tempat produksi sambal teri bajak, tepat di Jalan Bajak Lima, Amplas. Saat ini dia sudah mempekerjakan dua orang para ibu-ibu rumahtangga yang tinggal di sekitar rumahnya.
Sambal teri kacang khas Windi ini pun mulai populer di online shop. Windi memang mengandalkan online shop untuk memasarkan produknya ini. Alasannya modal yang tidak terlalu besar dan cukup praktis. Sebab Ia akui pasarnya sementara masih berasal dari luar kota Medan. "Pasar lokal sih masih jadi rintangan, karena mereka menganggap teri bajak saya dijual mahal. Tapi gak masalah karena target saya memang untuk pengunjung yang datang ke Medan, dan ornag-orang dari luar kota," tegas Windi.
Campuran ikan teri, kacang tanah, cabai dan daun bawang batak, ternyata mampu membajak hati konsumennya, sesuai namanya teri bajak. Apalagi rasanya yang khas gurih dan tentu saja pedas yang khas. Ini terbukti dalam jangka waktu kurang dari setahun produk teri bajaknya mampu memikat pasar di Jakarta, Pekanbaru, Bandung, Jogjakarta dan kota Medan sendiri. Dengan mengandalkan sistem reseller Windi pun mampu menjual 350 bungkus teri bajak dengan ukuran 150 gram.
"Iya alhamdulillah, September lalu sudah menjual sebanyak 350 bungkus. Pembelinya ada yang dari Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta," ujar anak pertama dari dua bersaudara ini. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) ini memang awalnya tak menyangka usaha yang dirintisnya bakal secepat ini diterima pasar dan direspon baik. Setidaknya dalam sebulan ia mampu meraup omzet 5 juta rupiah.
Nama teri bajak sendiri ia pilih sebagai brand produknya. Kebetulan Windi juga tinggal di kawasan bernama Jalan Bajak. Sejauh ini produk teri bajak ia promosikan melalui sosial media, seperti di Twitter, instagram, facebook, kontak Line dan bbm. Windi juga mulai merambah memasarkan produknya ke gerai-gerai seperti swalayan Taman Setia Budi Indah dan Foodcourt Kaswari. Target ke depannya dara kelahiran Medan, 29 September 1991 ini ingin sekali menyejajarkan Teri Bajak Medan sebagai buah tangan khas Kota Medan.
"Jadi kalau orang luar datang ke Medan tidak hanya membeli Bika Ambon ataupun Bolu Meranti, tapi juga membeli Teri Bajak," ucapnya semangat. (wina vahluvi)
Ini dia penampakan Teri Bajak Medan dalam kemasan. Selain pas buat dijadikan oleh-oleh kuliner dari kota Medan, juga sesuai untuk kebutuhan praktis rumah tangga, anak kost/asrama/pesantren dan juga traveller. Kemasan plastic zip lock dan ketahanan produk hingga 1 bulan dapat menjadi teman perjalanan Anda jika rindu dengan tanah kelahiran Indonesia khususnya kota Medan.
Produk kami tidak menggunakan bahan pengawet, MSG, diolah secara tradisional.
Teri Bajak Medan bisa Anda dapatkan dengan harga Rp. 30.000/150gr (bungkus) untuk ke-4 varian yang telah tersedia :
1. Teri Nasi/Teri Medan + sambal
2. Teri Nasi/Teri Medan + sambal + kacang
3. Teri Belah + sambal
4. Teri Belah + sambal + kacang
It's zip lock, it's safe and hygienic...
Kemasan 150gr : Rp. 30.000
Kemasan 150gr : Rp. 30.000
Kemasan 150gr : Rp. 30.000
LIPUTAN LINTAS SUMUT - MNC TV SUMUT (SCREENED Des 23rd, 2013)
TERI BAJAK MEDAN
(KULINER)
REP/KAM : UTI
LOKASI : MEDAN
TGL LIPUTAN : DESEMBER 2013
MEDAN
– TERI BAJAK MEDAN, OLEH-OLEH KULINER KHAS MEDAN
(PKG)
KOTA
MEDAN/ MEMILIKI BEBERAPA PILIHAN OLEH-OLEH KHAS/ YANG DIGEMARI MASYARAKAT//
SEBUT SAJA DIANTARANYA/ BIKA AMBON ATAU BOLU GULUNG// SELAIN ITU/ IKAN TERI JUGA
SANGAT DIMINATI SEBAGAI PRODUK OLEH-OLEH// TERUTAMA IKAN TERI MEDAN// IKAN TERI
YANG MENGANDUNG ZAT KALSIUM YANG TINGGI INI/ MEMILIKI CIRI KHAS WARNA YANG
LEBIH PUTIH/BERSIH/ DAN HALUS SEPERTI BUTIRAN NASI// OLEH KARENANYA/ IKAN TERI
MEDAN JUGA DIKENAL DENGAN NAMA IKAN TERI NASI//
SAAT
INI/ ANDA DAPAT LANGSUNG MENIKMATI IKAN TERI MEDAN/ TANPA HARUS REPOT MENCARINYA
/ KE PASAR TRADISIONAL// ADALAH WINDI SEPTIA DEWI/ PENGUSAHA MUDA ASAL MEDAN/ YANG MENGOLAH SAMBAL IKAN TERI
MEDAN/ DAN DIPASARKAN DI DALAM KEMASAN// SEHINGGA SANGAT SESUAI UNTUK DIJADIKAN
OLEH-OLEH KHAS MEDAN//
PROSES
PENGOLAHAN IKAN TERI MEDAN INI/ SANGAT MUDAH// BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN PUN
SANGAT FAMILIAR// SEPERTI IKAN TERI/ CABAI MERAH/ CABAI RAWIT/ BAWANG PUTIH/
KACANG TANAH/ DAN LAINNYA// ISTIMEWANYA/ DI ZAMAN YANG SERBA MODERN INI/ WINDI
TETAP MEMPERTAHANKAN PENGOLAHAN SECARA TRADISIONAL// SAMBAL YANG DIHASILKAN
DARI CABAI MERAH DAN RAWIT INI/ DIULEK SECARA TRADISIONAL/ DAN BUKAN
MENGGUNAKAN ALAT BLENDER//
SETELAH
IKAN TERI DI GORENG DAN DITIRISKAN/ TAHAP SELANJUTNYA ADALAH MENCAMPUR IKAN
TERI DENGAN SAMBAL/ DAN KACANG/ SESUAI PERMINTAAN KONSUMEN// PRODUK OLEH-OLEH
KHAS MEDAN INI/ DIJUAL DALAM BEBERAPA VARIAN// DIANTARANYA IKAN TERI MEDAN ATAU
TERI NASI/ TERI BELAH/ JUGA TERSEDIA TERI YANG DICAMPUR DENGAN KACANG TANAH//
SEMENTARA ITU/SAMBAL YANG DIGUNAKAN JUGA ADA DUA PILIHAN/ SAMBAL CABAI MERAH
DAN CABAI RAWIT//
(WAWANCARA)
WALAUPUN
PRODUK OLEH-OLEH INI MASIH DIPASARKAN SECARA ONLINE/ NAMUN PEMINATNYA TELAH
SAMPAI KE LUAR PULAU SUMATERA/ BAHKAN HINGGA KE LUAR NEGERI// UNTUK HARGA/ TERI
BAJAK MEDAN INI DIJUAL DENGAN HARGA 30.000 RUPIAH PER BUNGKUS NYA//
[Artikel ini dikutip dari Harian SINDO/Seputar Indonesia, edisi 4 Oktober 2013]
Kiprah Windi Septia Dewi, Pemilik Teri Bajak Medan - Berkat Sosial Media, Sukses Dalam Waktu Singkat
Teri Medan cukup dikenal masyarakat hingga di luar Sumatera Utara (Sumut). Kini, teri Medan sudah menjadi oleh-oleh khas Kota Medan. Usaha ini pula yang dibidik Windi Septia Dewi, 22, dengan mengemas teri Medan dalam berbagai varian rasa dengan nama Teri Bajak.
Uniknya, dia sukses menjajal bisnisnya dalam waktu singkat. Usaha Teri Bajak boleh dibilang baru seumur jagung. Windi memulainya baru sejak 17 Juni lalu. Namun, perkembangannya luar biasa. Walaupun pada bulan pertama Windi hanya mampu menjual sebanyak 21 bungkus dengan kemasan 150 gram, tetapi dalam hitungan empat bulan, dia sudah mampu menjual hingga 350 bungkus.
“Alhamdulillah, September lalu saya sudah menjual sebanyak 350 bungkus. Pembelinya ada yang dari Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta,” ujar anak pertama dari dua bersaudara ini. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sumatara Utara (USU) ini memang awalnya tak menyangka usaha yang dirintisnya bakal secepat ini diterima pasar.
Maklum, sebelumnya dia pernah berbisnis pakaian bersama teman-temannya, tapi tak berjalan mulus. “Mudahmudahan usaha teri ini bisa berjalan panjang,” ujarnya. Windi merintis usaha Teri Bajak berawal dari banyaknya teman-teman di event organizer( EO) yang berasal dari Jakarta yang ingin membeli teri Medan. Dari permintaan teman-temannya inilah muncul ide untuk membuat usaha teri yang dikemas dengan berbagai varian rasa dan menarik.
“Windi kansuka nge-MC juga, jadi banyak teman-teman EO dari Jakarta yang minta teri Medan. Dari sanalah muncul ide untuk membuat usaha ini,” ucapnya. Dibantu mama tercinta, Masrukiah Simanjuntak, Windi pun mulai membuat teri Medan dengan berbagai varian rasa, seperti rasa cabai rawit, sambal cabai merah, dan teri campur kacang. “Setelah dimasak sama mama, saya foto-foto dan menyebarkannya ke sosial media.
Awalnya saya tak menyangka bisa cepat mendapatkan respons dan langsung dari Jakarta ada yang memesan sebanyak 12 bungkus. Dari sanalah mulai mencari kemasannya juga merek sendiri,” ujar presenter program Jalan Nyasar di Deli TV ini. Untuk merek sendiri, Windi mendapatkannya secara kepepet. Berhubung sudah ada konsumen, mau tidak mau dia harus segera punya brandsendiri. ”Awalnya bingung mau dibuat nama apa, tapi karena Windi tinggal di Jalan Bajak V, jadinya buat merek Teri Bajak saja.
Lama- lama, pas searching-searchingdi internet ternyata ada juga Sambal Bajak, jadi brand-nya seperti pas, karena saya menjual sambal teri Medan,” kata perempuan berjilbab ini. Usahanya ini dipromosikan melalui sosial media, seperti di Twitter,@teribajakmedan; Line, teribajak; di Instagram, teribajakmedan; dan di Facebook,teri bajak medan. Saat ini ada juga yang dititip digerai-gerai, seperti Swalayan Taman Setia Budi Indah dan Foodcourt Kaswari.
Ke depannya, perempuan kelahiran Medan, 29 September 1991 ini ingin sekali mensejajarkan Teri Bajak Medan sebagai buah tangan khas Kota Medan, sehingga kalau orang luar datang ke Medan tidak hanya membeli Bika Ambon ataupun Bolu Meranti, tapi juga membeli Teri Bajak. “Inginnya punya gerai oleh-oleh khas Kota Medan. Meskipun mama berkeinginan saya tetap menjadi seorang PNS, keinginan menjajal bisnis itu cukup kuat dalam diri saya,” tandasnya.