Thursday, February 6, 2014

Review TERI BAJAK di Harian Medan Bisnis (19 Jan 2014)

Minggu, 19 Jan 2014 10:04 WIB - http://mdn.biz.id/n/73902/
Teri Bajak Pilihan Baru Oleh-oleh dari Medan
teri bajak. (medanbisnis/wina vahluvi)
Masyarakat kota Medan mungkin sudah kenal dengan jenis panganan ini, teri medan. Berawal dari aktifitasnya sebagai salah satu pekerja dibidang broadcasting membuatnya sering bertemu orang. Terutama orang-orang yang datang dari luar kota Medan. Windi Septia Dewi, dara cantik berusia 22 tahun ini justru mengambil kesempatan lewat interaksinya dengan orang banyak. Berbisnis ikan teri. Ikan teri Ia olah menjadi sambal, kalau bagi warga kota Medan akrab dengan sebutan sartika alias sambal teri kacang.
Dengan brand Teri Bajak, Windi pun mulai memopulerkan makanan ini sebagai salah satu oleh-oleh khas dari kota Medan.

Dibantu sang ibu, Windi mengolah makanan ini menjadi menarik. "Mama itu asli Batak, jadi resep dan mengolahnya semua dari mama. Sampai bumbu-bumbu yang dipakai juga. Bahkan kita pakai daun bawang batak untuk rasa sambal teri jadi lebih spesial," jelas Windi saat ditemui di kediamannya yang juga menjadi tempat produksi sambal teri bajak, tepat di Jalan Bajak Lima, Amplas. Saat ini dia sudah mempekerjakan dua orang para ibu-ibu rumahtangga yang tinggal di sekitar rumahnya.

Sambal teri kacang khas Windi ini pun mulai populer di online shop. Windi memang mengandalkan online shop untuk memasarkan produknya ini. Alasannya modal yang tidak terlalu besar dan cukup praktis. Sebab Ia akui pasarnya sementara masih berasal dari luar kota Medan. "Pasar lokal sih masih jadi rintangan, karena mereka menganggap teri bajak saya dijual mahal. Tapi gak masalah karena target saya memang untuk pengunjung yang datang ke Medan, dan ornag-orang dari luar kota," tegas Windi.

Campuran ikan teri, kacang tanah, cabai dan daun bawang batak, ternyata mampu membajak hati konsumennya, sesuai namanya teri bajak. Apalagi rasanya yang khas gurih dan tentu saja pedas yang khas. Ini terbukti dalam jangka waktu kurang dari setahun produk teri bajaknya mampu memikat pasar di Jakarta, Pekanbaru, Bandung, Jogjakarta dan kota Medan sendiri. Dengan mengandalkan sistem reseller Windi pun mampu menjual 350 bungkus teri bajak dengan ukuran 150 gram.

"Iya alhamdulillah, September lalu sudah menjual sebanyak 350 bungkus. Pembelinya ada yang dari Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta," ujar anak pertama dari dua bersaudara ini. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) ini memang awalnya tak menyangka usaha yang dirintisnya bakal secepat ini diterima pasar dan direspon baik. Setidaknya dalam sebulan ia mampu meraup omzet 5 juta rupiah.

Nama teri bajak sendiri ia pilih sebagai brand produknya. Kebetulan Windi juga tinggal di kawasan bernama Jalan Bajak. Sejauh ini produk teri bajak ia promosikan melalui sosial media, seperti di Twitter, instagram, facebook, kontak Line dan bbm. Windi juga mulai merambah memasarkan produknya ke gerai-gerai seperti swalayan Taman Setia Budi Indah dan Foodcourt Kaswari. Target ke depannya dara kelahiran Medan, 29 September 1991 ini ingin sekali menyejajarkan Teri Bajak Medan sebagai buah tangan khas Kota Medan.

"Jadi kalau orang luar datang ke Medan tidak hanya membeli Bika Ambon ataupun Bolu Meranti, tapi juga membeli Teri Bajak," ucapnya semangat. (wina vahluvi)

Windi Septia Dewi owner teri bajak.

No comments:

Post a Comment